Arti
sahabat dalam kehidupan...
Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang
bisa diajak cerita tentang
masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuh pun sahabat ada disamping kita untuk menemani
kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali
untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang
bener-bener sangat sulit.
Sedangkan Teman adalah seseorang yang kita kenal dan
seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai.
Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak
kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap
sebagai teman.
Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih
ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih
senang dari kita. Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti
kita, dengan keterbukaan tangannya bisa
menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita. Sahabat itu cermin bagi diri kita,
rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit,
maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks
akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu
juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu
dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya sepertitubuh
kita yang sakit tadi.
Hidup memang terkadang tidak
bersahabat, sehingga kita memerlukan sahabat untuk menjalani dan menghadapi
kehidupan itu. Seorang sahabat yang menyediakan energi untuk kita agar
mampu bangkit dan bersemangat kembali. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang saling mengisi dan saling
meningkatkan kualitas diri dalam berbagai bidang kehidupan. Kekurangan
seorang sahabat adalah ladang amal bagi kita dan kelebihan seorang sahabat
adalah ladang ilmu bagi kita. Dalam tingkatan yang lebih tinggi, kedua
sahabat saling bercermin pada sahabatnya agar bisa melihat kekurangan dan
kelebihan dirinya secara jujur, tanpa menjadi minder atau sombong. Pada hakikatnya
persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang "Menjadi" bukan
persahabatan yang sekedar "memiliki" seorang sahabat.
"Menjadi" di sini adalah menjadikan sang sahabat sebagai guru dan
murid sekaligus. Ada kalanya kita mengajari, mengkritik dan memberi saran
pada sang sahabat dan ada kalanya kitalah yang menerima semua hal tersebut.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah
pepatah Arab "Sahabat yang baik adalah yang menunjukkan kepada
kebaikan. Sahabat itu yang dapat membuatmu menangis akan hakikat kehidupan,
bukan membuatmu tertawa". Semua itu hanya bisa terjalin dengan adanya
komunikasi yang baik dan efektif.
Komunikasi yang baik bukan berati tanpa hambatan atau
kesalahpahaman. Namun, dalam komunikasi yang sehat dan baik, konflik bisa
segera diatasi dan persahabatan tetap dapat dipertahankan dan dijalin
kembali dengan lebih baik lagi.
Persahabatan terjalin karena
kepedulian, kepedulian terbentuk karena pengertian, pengertian diperoleh dengan
komunikasi yang baik dan efektif. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif
menghasilkan kesalahpahaman. Kesalahpahaman menghasilkan prasangka buruk.
Prasangka buruk menghasilkan ketidakpercayaan. Dan pada akhirnya,
ketidakpercayaan menghasilkan permusuhan. Apabila permusuhan sudah terjadi,
sangat sulit untuk kembali menjalin komunikasi. Sungguh merupakan sebuah
kerugian besar apabila persahabatan, apalagi yang sudah terbina dalam waktu
yang lama, harus terputus dan hancur begitu saja.
Kalau begitu, siapa sahabat kamu? J
Kalau begitu, siapa sahabat kamu? J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar