Senin, 25 Februari 2013


Arti sahabat dalam kehidupan...
     Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuh pun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit. 
Sedangkan Teman adalah seseorang yang kita kenal dan seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap sebagai teman.
Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita. Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya sepertitubuh kita yang sakit tadi.
 Hidup memang terkadang tidak bersahabat, sehingga kita memerlukan sahabat untuk menjalani dan menghadapi kehidupan itu.  Seorang sahabat yang menyediakan energi untuk kita agar mampu bangkit dan bersemangat kembali. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang saling mengisi dan saling meningkatkan kualitas diri dalam berbagai bidang kehidupan.  Kekurangan seorang sahabat adalah ladang amal bagi kita dan kelebihan seorang sahabat adalah ladang ilmu bagi kita.  Dalam tingkatan yang lebih tinggi, kedua sahabat saling bercermin pada sahabatnya agar bisa melihat kekurangan dan kelebihan dirinya secara jujur, tanpa menjadi minder atau sombong. Pada hakikatnya persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang "Menjadi" bukan persahabatan yang sekedar "memiliki" seorang sahabat.  "Menjadi" di sini adalah menjadikan sang sahabat sebagai guru dan murid sekaligus.  Ada kalanya kita mengajari, mengkritik dan memberi saran pada sang sahabat dan ada kalanya kitalah yang menerima semua hal tersebut. 
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah pepatah Arab "Sahabat yang baik adalah yang menunjukkan kepada kebaikan. Sahabat itu yang dapat membuatmu menangis akan hakikat kehidupan, bukan membuatmu tertawa". Semua itu hanya bisa terjalin dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif.  Komunikasi yang baik bukan berati tanpa hambatan atau kesalahpahaman.  Namun, dalam komunikasi yang sehat dan baik, konflik bisa segera diatasi dan persahabatan tetap dapat dipertahankan dan  dijalin kembali dengan lebih baik lagi.
Persahabatan terjalin karena kepedulian, kepedulian terbentuk karena pengertian, pengertian diperoleh dengan komunikasi yang baik dan efektif. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif menghasilkan kesalahpahaman. Kesalahpahaman menghasilkan prasangka buruk. Prasangka buruk menghasilkan ketidakpercayaan. Dan pada akhirnya, ketidakpercayaan menghasilkan permusuhan. Apabila permusuhan sudah terjadi, sangat sulit untuk kembali menjalin komunikasi.  Sungguh merupakan sebuah kerugian besar apabila persahabatan, apalagi yang sudah terbina dalam waktu yang lama, harus terputus dan hancur begitu saja.
Kalau begitu, siapa sahabat kamu? J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar